Senin, 19 November 2012

Bumikan 4 Pilar Kebangsaan, MPR Gandeng Kepala Daerah


Bumikan 4 Pilar Kebangsaan, MPR Gandeng Kepala Daerah

JAKARTA - Guna menyukseskan program Internalisasi dan Implementasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menandatangani MoU dengan para kepala daerah.

Kerjasama dengan anggota Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ini juga disertai dengan komitmen memberikan dukungan efektifitas pelaksanaan kegiatan nasional tersebut di tiap-tiap daerah.

“Peran pemerintah daerah dalam proses internalisasi dan impelementasi Empat Pilar Kebangsaan sangat strategis, karena kepala daerah yang langsung berhubungan dengan masyarakat maupun komunitas-komunitas lokal,” ujar Ketua Umum Apkasi, Isran Noor, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (19/11/2012).

Dalam kesempatan ini, Isran Noor menyatakan bahwa pemerintah daerah perlu terus mendorong dan memfasilitasi proses penghayatan serta pelaksanaan pancasila, baik dilingkungan birokrasi maupun di kalangan masyarakat dengan memadukan nilai serta norma yang sudah melembaga dalam kearifan lokal.

Penandatanganan MoU dihadiri oleh bupati dan wali kota seluruh Indonesia dan para pimpinan MPR RI. Di antaranya Wakil Ketua MPR RI Melani Leimena Suharli dan Ahmad Farhan Hamid ini.

Isran menambahkan, kerjasama ini akan membuahkan hasil maksimal karena pemerintah daerah memiliki sumber daya untuk mendukung proses internaliasi dan implementasi Empat Pilar Kebangsaan, melalui pranata-pranata birokrasi serta institusi pendidikan.

Oleh karena itu, lanjutnya, Pemerintah Daerah dengan arahan dari MPR RI dapat berperan lebih jauh untuk melakukan gerakan Civic Education atau Pendidikan Kewarganegaraan dalam kerangka memperluas internaliasidan impelementasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara.
 

“Apkasi beserta jajaran pengurus serta para Bupati yang menjadi anggota menyambut baik nota kesepahaman dengan MPR RI serta siap memberi dukungan efektifitas pelaksanaan kegiatan nasional yang amat sangat penting ini,” janjinya.

Sementara itu Wakil Ketua MPR RI, Melani Leimena Suharli menyampaikan bahwa bupati dan wali kota merupakan stake holder utama untuk kemajuan daerah. Keberhasilan didaerah, ujarnya, dapat menunjang keberhasilan secara nasional.

“Semoga nota kesepahaman ini menjadi awal yang baik bagi MPR dan kepala daerah untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera,” tutupnya.

Sementara itu, Ketua Umum Apeksi Vicky Lumentut mengungkapkan hingga kini memang masih ada yang memandang bahwa Empat Pilar Kebangsaan masih sekadar slogan semata. Padahal, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara memiliki peran sangat sentral.

“Sesuai namanya, jika pilar tidak kuat, maka bangunan yang disanggahnya akan roboh, begitu pula pada kehidupan kebangsaan, dibutuhkan pilar-pilar yang dapat menopang kehidupan bangsa dan negara,” pungkasnya.

Polisi Sita 600 Kg Ganja di Mobil Berpelat TNI Palsu


Polisi Sita 600 Kg Ganja di Mobil Berpelat TNI Palsu

(Ilustrasi, Foto: Koran SI)
(Ilustrasi, Foto: Koran SI)
LAMPUNG SELATAN - Ganja kering seberat 600 kilogram berhasil diamankan petugas Polda Lampung pada Rabu, 14 November 2012 di Seaport Interdiction Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan.

Untuk mengelabui petugas pelabuhan, ganja tersebut diangkut menggunakan mobil berpelat TNI palsu.
Kapolda Lampung Brigjen Pol, Heru Winarko, menerangkan, 600 kilogram ganja senilai Rp1 miliar tersebut diamankan dari dua orang bernama Sofyan (36) warga Sungai Pauh, Langsa Barat, Aceh, dan rekannya, Rizal Waldi (38), warga Srengseng, Jakarta Barat.

Menurut Heru, keduanya ditangkap saat pemeriksaan kendaraan di areal Seaport Interdiction Pelabuhan Bakauheuni. Saat polisi memeriksa mobil Toyota Fortuner hitam bernomor 9654-00, ditemukan ganja yang dibungkus kertas kuning dan plastik transparan.

“Pelat dinas TNI itu palsu. dari tersangka juga didapati KTA TNI yang juga palsu,” kata dia di Mapolres Lampung Selatan, Senin (19/11/2012).

Heru menambahkan, tangkapan tersebut masih didalami dan dikembangkan. Pemesannya diduga seorang bandar besar asal Bogor, Jawa Barat.